MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)
Oleh: Risa Rahmawati, M.Pd. Dosen Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah STAI AL-Maarif Ciamis MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) Abstrak Tujuan dari laporan ini adalah untuk mendeskripsikan hasil dari penerapan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) pada peserta didik kelas IV di MI Andalan Kabupaten Ciamis. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, pengajaran dan pembelajaran harus ditingkatkan di semua tingkatan pendidikan terutama pada jenjang pendidikan dasar yang memberikan pondasi terhadap pendidikan selanjutnya. Upaya yang dapat menopang pencapaian tersebut salah satunya dengan guru mengembangkan sebuah perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dengan memilih model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning). Pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) adalah model pembelajaran yang melibatkan peserta didik sebagai pembelajar aktif untuk membantu peserta didik menjadi lebih kreatif, kritis, dan berkolaborasi. Model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) saya terapkan pada 24 peserta didik yang berada di kelas IV di MI Andalan Cijantung di Kabupaten Ciamis. Pembelajaran dilakukan sesuai dengan sintaks atau urutan perencanaan pembelajaran dan menghasilkan hasil yang signifikan dalam mendapatkan prestasi belajar yang optimal dengan nilai rata-rata 95. Kesuksesan pembelajaran menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) dibandingkan dengan perolehan nilai rata-rata sebelum perlakuan pembelajaran menggunakan model ini yaitu 65. Maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) memberikan dampak baik dalam meningkatkan efektifitas pembelajaran serta pencapaian prestasi belajar peserta didik yang sangat optimal. Kata Kunci: Problem Based Learning (PBL), Peserta Didik, Prestasi Belajar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan di abad ke-21 menekankan bahwa peserta didik harus dipersiapkan untuk memenuhi kebutuhan dunia saat ini. Peserta didik harus mampu mengembangkan kreativitas, kritis berpikir, dan kolaborasi. Pada implmentasinya masih sering ditemukan pembelajaran yang kurang mempertimbangkan hal tersebut sehingga kemajuan peserta didik dalam memperoleh keterampilan modern kurang maksimal. Pembelajaran masih terfokus pada guru dan peserta didik kurang aktif dalam pembelajaran. Pada akhirnya berdampak terhadap pencapaian pembelajaran peserta didik yang kurang maksimal. Pendidikan merupakan landasan utama bagi perkembangan intelektual dan sosial individu dalam menghadapi tantangan zaman. Untuk dapat memberikan persiapan yang sesuai dengan tuntutan zaman, pendidikan harus terus berkembang. Pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) adalah sebuah model pembelajaran yang melibatkan peserta didik sebagai pembelajar aktif dan membantu mereka meningkatkan kreativitas, kemampuan kritis, dan kemampuan berkolaborasi. Pendekatan pembelajaran berbasis masalah menjadi semakin penting seiring dengan kemajuan teknologi dan perubahan dinamika masyarakat. Model ini memastikan bahwa peserta didik tidak hanya memahami konsep dan fakta tetapi juga memiliki keterampilan praktis yang dapat diterapkan dalam berbagai situasi kehidupan. Penggunaan model pembelajaran ini termasuk model pembelajaran inovatif yang banyak dikembangkan. Penelitian terbaru yang dilakukan Lia Masliah dan Sri Dewi Nirmala (2023) dengan judul Keefektifan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terhadap Kemampuan Literasi dan Numerasi Peserta Didik di Sekolah Dasar, bahwa model pembelajaran berbasis masalah dapat digunakan dengan sukses untuk meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi peserta didik di SD (Lia Masliah dan Sri Dewi Nirmala, 2023). Pada penelitian serupa oleh Dyah Ambarwati1 dan Meyta Dwi Kurniasih (2021) tentang Pengaruh Problem Based Learning Berbantuan Media Youtube Terhadap Kemampuan Literasi Numerasi Peserta didik. penelitian ini menemukan bahwa pengaruh pembelajaran berbasis masalah dibantu oleh media YouTube dalam meningkatkan literasi numerasi peserta didik kelas VIII membuat peserta didik berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan pembelajaran dengan diskusi dan menggali informasi melalui media YouTube (Dyah Ambarwati1 dan Meyta Dwi Kurniasih, 2021). Berdasarkan uraian di atas maka saya memandang sangat penting untuk berupaya mengembangankan sebuah rancangan/desian pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning). B. Tujuan a. Tujuan Pengembangan Rancangan Pembelajaran PBL; Membuat sebuah desain pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dengan memastikan bahwa materi pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik, aktual, dan relevan serta menggabungkan prinsip dan metodologi pedagogi yang efektif untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik yang optimal; Membuat sebuah alur pembelajaran yang mudah diakses dan dinikmati oleh berbagai jenis peserta didik termasuk peserta didik dengan gaya belajar yang berbeda sehingga memberikan ruang untuk memotivasi peserta didik untuk aktif dalam proses pembelajaran. Menyediakan sebuah rancangan pembelajaran yang mempertimbangkan integrasi kemampuan abad ke-21 seperti berpikir kritis, komunikasi, kolaborasi, dan pemecahan masalah serta pemanfaatan teknologi informasi sehingga dapat meningkatkan pengalaman belajar peserta didik dan membuat lingkungan pembelajaran yang efektif dan dinamis. Memberikan sarana pengembangan professional guru dalam menyiapkan dan menganalisis sebuah desain pembelajaran yang adaptif terhadap perkembangan kemajuan pendidikan. b. Tujuan Pelaksanaan Pembelajaran PBL Memberikan pengalaman belajar yang mendalam dan bermakna dalam mempersiapkan peserta didik untuk memiliki keterampilan yang diperlukan dalam kehidupan nyata serta menumbuhkan memotivasi peserta didik untuk aktif dalam proses pembelajaran. Memfasilitasi pengembangan kreatifitas dan kolaborasi peserta didik dengan mengeksplorasi ide-ide kreatif dalam pemecahan masalah yang kontekstual dan terintegrasi dengan kemajuan teknologi informasi. Mendapatkan pemahaman yang lengkap dan hasil pembelajaran yang optimal dengan terpenuhinya tiga aspek peningkatan baik secara kognitif, apektif dan psikomotor. Tercapainya tujuan pembelajaran sebagaimana yang tercantum dalam rancangan pembelajaran dengan terlaksnanya semua tahapan pembelajaran. C. Manfaat Membuat pengembangan rancangan pembelajaran terutama rancangan pembelajaran PBL memberikan banyak manfaat yang akan dirasakan baik oleh peserta didik maupun oleh guru. Adapun manfaat yang dirasakan yaitu sebagai berikut : a. Manfaat yang dirasakan oleh peserta didik diantaranya yaitu : Mengembangkan keterampilan nyata seperti berpikir kritis, kerjasama tim, komunikasi, dan pemecahan masalah. Mendorong kerjasama tim dan keterampilan komunikasi yang efektif, karena peserta didik bekerja bersama-sama dalam pelaksanaan tugas Membantu peserta didik memahami konsep secara mendalam sehingga hasil belajar dapat tercapai secara optimal Peserta didik memperoleh pemahaman kontekstual dan berkelanjutan karena mereka terlibat dalam proses pembelajaran yang lebih mendalam dan relevan Peserta didik mendapat hasil pembelajaran yang optimal dengan proses pembelajaran yang membangkitkan motivasi untuk mengembangkan jiwa pembelajar sepanjang hayat dan adaptif terhadap perkembangan zaman. b. Manfaat yang dirasakan oleh guru diantaranya yaitu : Guru mendapatkan peningkatan kreatifitas dan inovasi dalam membuat pembelajaran yang menarik dan bermakna, untuk memenuhi kebutuhan peserta didik Guru melakukan pengembangan keterampilan pedagogis dan profesionl Guru dapat memfasilitasi peserta didik dalam mendapatkan hasil pembelajaran yang optimal dan proses pembelajaran yang efektif. Guru dapat memenuhi tanggung jawabnya dan meningkatkan kepuasan kerja dengan melibatkan guru dalam proses pengambilan keputusan terkait pembelajaran. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Salah satu model pembelajaran