Oleh: Risa Rahmawati, M.Pd.
Dosen Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah STAI AL-Maarif Ciamis
MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)
Abstrak
Tujuan dari laporan ini adalah untuk mendeskripsikan hasil dari penerapan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) pada peserta didik kelas IV di MI Andalan Kabupaten Ciamis. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, pengajaran dan pembelajaran harus ditingkatkan di semua tingkatan pendidikan terutama pada jenjang pendidikan dasar yang memberikan pondasi terhadap pendidikan selanjutnya. Upaya yang dapat menopang pencapaian tersebut salah satunya dengan guru mengembangkan sebuah perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dengan memilih model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning). Pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) adalah model pembelajaran yang melibatkan peserta didik sebagai pembelajar aktif untuk membantu peserta didik menjadi lebih kreatif, kritis, dan berkolaborasi. Model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) saya terapkan pada 24 peserta didik yang berada di kelas IV di MI Andalan Cijantung di Kabupaten Ciamis. Pembelajaran dilakukan sesuai dengan sintaks atau urutan perencanaan pembelajaran dan menghasilkan hasil yang signifikan dalam mendapatkan prestasi belajar yang optimal dengan nilai rata-rata 95. Kesuksesan pembelajaran menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) dibandingkan dengan perolehan nilai rata-rata sebelum perlakuan pembelajaran menggunakan model ini yaitu 65. Maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) memberikan dampak baik dalam meningkatkan efektifitas pembelajaran serta pencapaian prestasi belajar peserta didik yang sangat optimal.
Kata Kunci: Problem Based Learning (PBL), Peserta Didik, Prestasi Belajar
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan di abad ke-21 menekankan bahwa peserta didik harus dipersiapkan untuk memenuhi kebutuhan dunia saat ini. Peserta didik harus mampu mengembangkan kreativitas, kritis berpikir, dan kolaborasi. Pada implmentasinya masih sering ditemukan pembelajaran yang kurang mempertimbangkan hal tersebut sehingga kemajuan peserta didik dalam memperoleh keterampilan modern kurang maksimal. Pembelajaran masih terfokus pada guru dan peserta didik kurang aktif dalam pembelajaran. Pada akhirnya berdampak terhadap pencapaian pembelajaran peserta didik yang kurang maksimal.
Pendidikan merupakan landasan utama bagi perkembangan intelektual dan sosial individu dalam menghadapi tantangan zaman. Untuk dapat memberikan persiapan yang sesuai dengan tuntutan zaman, pendidikan harus terus berkembang. Pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) adalah sebuah model pembelajaran yang melibatkan peserta didik sebagai pembelajar aktif dan membantu mereka meningkatkan kreativitas, kemampuan kritis, dan kemampuan berkolaborasi. Pendekatan pembelajaran berbasis masalah menjadi semakin penting seiring dengan kemajuan teknologi dan perubahan dinamika masyarakat. Model ini memastikan bahwa peserta didik tidak hanya memahami konsep dan fakta tetapi juga memiliki keterampilan praktis yang dapat diterapkan dalam berbagai situasi kehidupan.
Penggunaan model pembelajaran ini termasuk model pembelajaran inovatif yang banyak dikembangkan. Penelitian terbaru yang dilakukan Lia Masliah dan Sri Dewi Nirmala (2023) dengan judul Keefektifan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terhadap Kemampuan Literasi dan Numerasi Peserta Didik di Sekolah Dasar, bahwa model pembelajaran berbasis masalah dapat digunakan dengan sukses untuk meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi peserta didik di SD (Lia Masliah dan Sri Dewi Nirmala, 2023). Pada penelitian serupa oleh Dyah Ambarwati1 dan Meyta Dwi Kurniasih (2021) tentang Pengaruh Problem Based Learning Berbantuan Media Youtube Terhadap Kemampuan Literasi Numerasi Peserta didik. penelitian ini menemukan bahwa pengaruh pembelajaran berbasis masalah dibantu oleh media YouTube dalam meningkatkan literasi numerasi peserta didik kelas VIII membuat peserta didik berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan pembelajaran dengan diskusi dan menggali informasi melalui media YouTube (Dyah Ambarwati1 dan Meyta Dwi Kurniasih, 2021).
Berdasarkan uraian di atas maka saya memandang sangat penting untuk berupaya mengembangankan sebuah rancangan/desian pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning).
B. Tujuan
a. Tujuan Pengembangan Rancangan Pembelajaran PBL;
- Membuat sebuah desain pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dengan memastikan bahwa materi pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik, aktual, dan relevan serta menggabungkan prinsip dan metodologi pedagogi yang efektif untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik yang optimal;
- Membuat sebuah alur pembelajaran yang mudah diakses dan dinikmati oleh berbagai jenis peserta didik termasuk peserta didik dengan gaya belajar yang berbeda sehingga memberikan ruang untuk memotivasi peserta didik untuk aktif dalam proses pembelajaran.
- Menyediakan sebuah rancangan pembelajaran yang mempertimbangkan integrasi kemampuan abad ke-21 seperti berpikir kritis, komunikasi, kolaborasi, dan pemecahan masalah serta pemanfaatan teknologi informasi sehingga dapat meningkatkan pengalaman belajar peserta didik dan membuat lingkungan pembelajaran yang efektif dan dinamis.
- Memberikan sarana pengembangan professional guru dalam menyiapkan dan menganalisis sebuah desain pembelajaran yang adaptif terhadap perkembangan kemajuan pendidikan.
b. Tujuan Pelaksanaan Pembelajaran PBL
- Memberikan pengalaman belajar yang mendalam dan bermakna dalam mempersiapkan peserta didik untuk memiliki keterampilan yang diperlukan dalam kehidupan nyata serta menumbuhkan memotivasi peserta didik untuk aktif dalam proses pembelajaran.
- Memfasilitasi pengembangan kreatifitas dan kolaborasi peserta didik dengan mengeksplorasi ide-ide kreatif dalam pemecahan masalah yang kontekstual dan terintegrasi dengan kemajuan teknologi informasi.
- Mendapatkan pemahaman yang lengkap dan hasil pembelajaran yang optimal dengan terpenuhinya tiga aspek peningkatan baik secara kognitif, apektif dan psikomotor.
- Tercapainya tujuan pembelajaran sebagaimana yang tercantum dalam rancangan pembelajaran dengan terlaksnanya semua tahapan pembelajaran.
C. Manfaat
Membuat pengembangan rancangan pembelajaran terutama rancangan pembelajaran PBL memberikan banyak manfaat yang akan dirasakan baik oleh peserta didik maupun oleh guru. Adapun manfaat yang dirasakan yaitu sebagai berikut :
a. Manfaat yang dirasakan oleh peserta didik diantaranya yaitu :
- Mengembangkan keterampilan nyata seperti berpikir kritis, kerjasama tim, komunikasi, dan pemecahan masalah.
- Mendorong kerjasama tim dan keterampilan komunikasi yang efektif, karena peserta didik bekerja bersama-sama dalam pelaksanaan tugas
- Membantu peserta didik memahami konsep secara mendalam sehingga hasil belajar dapat tercapai secara optimal
- Peserta didik memperoleh pemahaman kontekstual dan berkelanjutan karena mereka terlibat dalam proses pembelajaran yang lebih mendalam dan relevan
- Peserta didik mendapat hasil pembelajaran yang optimal dengan proses pembelajaran yang membangkitkan motivasi untuk mengembangkan jiwa pembelajar sepanjang hayat dan adaptif terhadap perkembangan zaman.
b. Manfaat yang dirasakan oleh guru diantaranya yaitu :
- Guru mendapatkan peningkatan kreatifitas dan inovasi dalam membuat pembelajaran yang menarik dan bermakna, untuk memenuhi kebutuhan peserta didik
- Guru melakukan pengembangan keterampilan pedagogis dan profesionl
- Guru dapat memfasilitasi peserta didik dalam mendapatkan hasil pembelajaran yang optimal dan proses pembelajaran yang efektif.
- Guru dapat memenuhi tanggung jawabnya dan meningkatkan kepuasan kerja dengan melibatkan guru dalam proses pengambilan keputusan terkait pembelajaran.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)
Salah satu model pembelajaran yang inovatif yang dapat digunakan oleh guru yang melibatkan peserta didik secara aktif dalam proses pembelajaran dan melatih kemampuan mereka dalam memecahkan masalah yaitu model pembelajaran berbasis masalah (PBL). .Model pembelajaran berbasis masalah (PBL) adalah model pembelajaran yang didasarkan pada masalah dan membutuhkan penelitian yang sebenarnya (Parwasih & Warouw, 2020; Ichsan, at al 2022). Menurut Arens dalam Warsono dan Harianto (2014) dalam Tiok Setiwan (2022), PBL adalah model pembelajaran berlandaskan kontruktivisme yang memungkinkan keterlibatan peserta didik dalam belajar dan berkontribusi pada upaya pemecahan masalah kontekstual.
Pembelajaran Berbasis Masalah juga dikenal sebagai PBL (Problem Based Learning), memiliki beberapa fitur yang membedakannya dari pendekatan pembelajaran konvensional. Para ahli pendidikan menemukan beberapa elemen penting PBL. Model pembelajran ini memfokuskan pada memberi peserta didik masalah atau tantangan yang rumit sebagai titik awal pembelajaran. Masalah-masalah ini dirancang untuk memberi peserta didik pemikiran dunia nyata dan mendorong mereka untuk bereksperimen secara mandiri untuk menemukan solusi. Pembelajaran berdisiplin ilmu dimasukkan ke dalam PBL dalam mendorong peserta didik untuk melihat hubungan antara konsep yang berbeda. Pemahaman kontekstual dan luas didorong oleh pendekatan interdisipliner ini. Selain itu, PBL menekankan peran guru sebagai fasilitator dari pada pengajar langsung. Guru membantu peserta didik, mengarahkan diskusi, dan memberikan bimbingan, sedangkan peserta didik lebih aktif terlibat dalam proses pembelajaran. PBL juga berfokus pada pembangunan kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah dan berkolaborasi dalam tim untuk menghadapi tantangan pada dunia nyata.
Pembelajaran berbasis masalah (PBL) memiliki beberapa keuntungan, antara lain: (1) sesuai dengan kehidupan nyata peserta didik; (2) sesuai dengan kebutuhan peserta didik; (3) memiliki kemampuan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk menemukan ide-ide yang kuat; dan (4) meningkatkan kemampuan pemecahan masalah. Trianto (ditulis oleh Taufina & Muhammadi, 2011; Roza Humaira Handayani, at al., 2020).
Pembelajaran yang optimal dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat akan memberikan ruang yang luar untuk mengembangkan potensi peserta didik. Menurut Ghokale (1995) dalam I Wayan Dasna (2022) menunjukan perolehan prestasi yang lebih tinggi kelompok peserta didik yang melakukan kolaborasi dalam pembelajaran. Masih dalam I Wayan Dasna (2022) Arnesth dan Ludvigsen (2000) menyebutkan penggunaan teknologi modern membantu dalam mengembangkan pemikiran, pemecahan masalah, pemahaman konseptual, dan kolaborasi dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hal-hal di atas menjadi pemantik dalam membuat dan melaksanakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran PBL dengan membentuk beberapa kelompok melakukan diskusi dilengkapi dengan pengantar berupa media video pembelajaran sebagai integrasi TPCK dalam pembelajaran. Teknologi Pedagogical Content Knowledge (TPCK) merupakan kerangka kerja yang menjelaskan jenis pengetahuan yang diperlukan oleh guru untuk meningkatkan praktik pedagogi dan pemahaman konsep dengan memasukkan teknologi ke dalam lingkungan pembelajaran (Misra et al., 2008; Suciati, et al, 2022).
B. Tujuan yang akan dicapai sebagai Hasil Belajar pada Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning).
Menurut Hosnan (2014) dalam Roza Humaira Handayani (2020), model pembelajaran berbasis masalah (PBL) mengarahkan pembelajaran peserta didik pada masalah autentik. Ini memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan keterampilan yang lebih baik, menjadi lebih mandiri, meningkatkan kepercayaan diri mereka sendiri, dan memperluas pengetahuan mereka sendiri. Selanjutnya beliau menyebutkan tujuan dari model PBL yaitu untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk memperoleh berbagai pengalaman dan mengubah tingkah laku peserta didik baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Oleh karena itu, diharapkan penggunaan model PBL akan sangat membantu peserta didik memahami materi pelajaran.
Berdasarkan uraian di atas maka pada pelaksanaan pembelajaran dengan melakukan pengembangan pada pemilihan model pembelajaran berbasis masalah (PBL) ada tujuan yang dinginkan yaitu peningkatan hasil belajar yang optimal dan tercapainya tujuan pembelajaran sebagaimana yang tercantum pada rancangan pembelajaran.
C. Temuan dari Berbagai Artikel tentang Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) pada Jenjang Pendidikan Dasar.
Artikel 1; Berdasarkan penelitian kuantitatif Ihsan et al., (2022) yang menggunakan metode meta-analisis bertujuan untuk menganalisis model pembelajaran berbasis masalah berbasis TPACK terhadap ketrampilan literasi sains peserta didik dalam pembelajaran IPA di tingkat SD hingga SMA. Analisis artikel nasional yang terindeks SINTA, Google Scholar, DOAJ, dan Indek Copernicus Internasional adalah sumber data penelitian ini. Sebanyak 21 jurnal nasional yang diterbitkan antara tahun 2015 dan 2022 adalah jurnal yang dijadikan sampel.
Artikel 2; Roza Humaira Handayani dan Muhammadi (2020) Setelah mengumpulkan data mereka melakukan uji-t, dengan perolehan = 4,34 lebih besar dari ttabel = 2,037, dan taraf nyata 0,05, yang menunjukkan bahwa H1 diterima dan Ho ditolak. Dengan demikian, hasil belajar peserta didik di kelas V SDN 35 Parak Karakah Kecamatan Padang Timur Kota Padang sangat dipengaruhi oleh model pembelajaran berbasis masalah.
Artikel 3; Hasil meta-analisis penelitian Resti Fitria Ariani (2020) menemukan bahwa model pembelajaran berbasis masalah (PBL) meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik. Ini karena model ini berbasis masalah dengan menjelasakan masalah, memotivasi peserta didik untuk memecahkan masalah, mengorganisasikan peserta didik dalam tugas belajar yang berkaitan dengan masalah, dan terakhir, memberikan dorongan dan insentif untuk meningkatkan kemampuan mereka untuk berpikir kritis.
Artikel 4; Hanif Masduriah (2020) melakukan penelitian eksperimen dengan sampel 28 peserta didik dari kelas III A yang menggunakan desain One Group Pretest-Posttest Design dengan teknik Cluster Random Sampling dan diperoleh kesimpulan bahwa penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berpengaruh terhadap keterampilan HOTS peserta didik dalam pembelajaran tematik tahun ajaran 2019/2020 di SDN 02 Pangongangan.
Artikel 5; Tiok Setiawan, et al (2022). menemukan bahwa kedua model pembelajaran PjBL dan PBL dapat meningkatkan partisipasi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran dalam pembelajaran tematik yang menggabungkan muatan pelajaran IPA dan Bahasa Indonesia di kelas V SD.
Artikel 6; Ade Novianti et al. (2020) menemukan bahwa model pembelajaran berbasis masalah (PBL) memiliki dampak yang signifikan terhadap hasil belajar peserta didik. Pada pembelajaran tematik terpadu di kelas V SD, perhitungan uji t menunjukkan nilai nilai signifikan 0,00 yang lebih kecil dari taraf nyata 0,05. Hasil penghitungan pada tabel dengan uji F menunjukkan F hitung sebesar, sedangkan F tabel yang diperoleh adalah. Ada bukti bahwa model pembelajaran PBL memengaruhi aktivitas dan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran tematik terpadu di Kelas V Sekolah Dasar.
BAB III
RANCANGAN DAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
A. Sintaks/prosedur/scenario Rancangan Pembelajaran yang dilaporkan.
Adapun sintaks dari PBL antara lain;
- Orientasi peserta didik pada masalah;
- Guru memberikan beberapa pertanyaan berdasarkan gambar pada PPT untuk menstimulus rasa ingin tahu Peserta Didik, tentang topic yang akan dibahas pada tema.(Critical Thingkking dan Problem Solving)
- Guru menampilkan video mengenai manfaat sinar matahari dalam kehidupan sehari-hari dan perubahan energi matahari. (Tecnological Knowledge).
- Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar;
- Guru memberikan yel-yel agar Peserta Didik tetap semangat
Ayo kita berdiri…
“MI Andalan? Cakap jujur semangat sukses…..
- Guru membagi peserta didik menjadi 4 kelompok. (Collaboration)
- Membimbing penyelidikan individu/kelompok;
- Peserta Didik mengamati video mengenai manfaat sinar matahari dalam kehidupan sehari-hari dan perubahan energi matahari. (Critical Thingkking dan Problem Solving) dan TPACK.
- Peserta Didik mengajukan pertanyaan dan saling menjawab terkait video mengenai manfaat sinar matahari dalam kehidupan sehari-hari dan perubahan energi matahari. (HOTS ) dan ((Critical Thingkking dan Problem Solving)
- Mengembangkan dan menyajikan hasil;
- Peserta Didik melakukan kerja kelompok mendiskusikan video hak dan kewajiban untuk memecahkan masalah (HOTS ) (Critical Thingkking dan Problem Solving) dan TPACK dengan panduan LKPD
- Peserta didik secara berkelompok membuat laporan diskusi pada LKPD dengan tanggung jawab
- Peserta Didik dan kelompoknya mempresentasikan laporan yang dibuat dan guru membimbing jalannya presentasi. (Cummunication)
- Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah;
- Bersama-sama Peserta Didik membuat reflesksi kesimpulan hasil belajar selama sehari dengan bahasa sendiri (HOTS)
- Bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari (untuk mengetahui hasil ketercapaian materi)
- Melakukan penilaian hasil belajar (post tes)
- Guru menyampaikan program remedial dan pengayaan
- Peserta Didik melakukan analisis kelebihan dan kekurangan kegiatan pembelajaran. (Critical Thingkking dan Cummunication)
B. Metode Pembelajaran yang digunakan
Rancangan dan pelaksanaan pembelajaran ini menggunakan pendekatan saintifik dengan model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) serta menggunakan metode pengamatan, diskusi, penugasan dan tanya jawab.
C. Sumber dan Media Pembelajaran yang digunakan
- Sumber Belajar :
- Buku Pedoman Guru Tema : Selalu Berhemat Energi Kelas 4 (Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013). b. Buku Peserta Didik Tema : Selalu Berhemat Energi Kelas 4 (Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013).
- BSE Buku Peserta Didik kelas 4 Tema 2.
- ESPS ESPS : Erlangga Straight Point Series IPA untuk SD/MI kelas IV, , Bandung, Erlangga.
- ESPS ESPS : Erlangga Straight Point Series PPKn untuk SD/MI kelas IV, Bandung, Erlangga.
- Media :
PPT dan Video Pembelajaran Manfaat matahari dalam kehidupan sehari-hari, perubahan energi matahari serta hak dan kewajiban
manfaat energi matahari: https://www.youtube.com/watch?v=FXmaupXghTQ Perubahan energi : https://www.youtube.com/watch?v=S5YbLmsRj9M
hak dan kewajiban : https://www.youtube.com/watch?v=oVtAecz7544
D. Asesmen dan Evaluasi Belajar
Evaluasi adalah suatu upaya untuk mendapatkan informasi tentang kemampuan peserta didik dalam menguasai pelajaran. Ini menunjukkan bahwa evaluasi dilakukan melalui metode pembelajaran langsung. Asesmen atau penilaian adalah alat yang sistematis untuk mengumpulkan data tentang kondisi peserta didik. Adapun asesmen/penilaian yang digunakan yaitu :
- Penilaian Sikap : Observasi
- Penilaian Pengetahuan : Tes
- Penilaian Keterampilan : Tes Unjuk Kerja
E. Pelaksanaan Pembelajaran
- Waktu Pelaksanaan : Kamis, 5 Oktober 2023
- Nama Sekolah : MI Andalan Kab. Ciamis
- Kelas / Semester : IV (Empat) / 1 (Ganjil)
- Jumlah Peserta Didik : 24 Orang
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Kesesuaian Pelaksanaan Pembelajaran dan Rencana
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan telah sesuai dengan sintaks atau urutan aktivitas sesuai rencana pembelajaran diawali dengan apersepsi seperti membuka pembelajaran, presensi dan pemberian motivasi belajar. Peserta didik diberikan orientasi pada masalah dengan pengantar pada PPT dan video pembelajaran. Selanjutnya guru mengorganisasikan peserta didik untuk belajar diberikan yel-yel penyemangat untuk memasuki pembagian kelompok.
Aktivitas pembelajaran dilanjutkan dalam diskusi kelompok peserta didik mendapatkan dengan membimbing penyelidikan individu/kelompok. Setelah berdiskusi peserta didik mengembangkan dan menyajikan hasil dengan mempresentasikan di depan kelas masing-masing kelompok. Sehingga kegiatan pembelajaran diakhiri dengan menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah peserta didik
B. Hal Menarik Selama Pembelajaran
Hal-hal yang menarik pada kegiatan pembelajaran yang dilakukan yaitu terlihat peserta didik semangat mencari solusi terhadap masalah yang disajikan apalagi ditambah tanyangan video sebagai penggalian informasi untuk kemudian peserta didik berdiskusi saling bertugas informasi dan gagasan sehingga kegiatan belajar berpusat pada peserta didik dan mereka menikmati proses yang sedang dilaksanakan.
C. Asesmen dan Evaluasi Belajar
Hasil asesmen/evaluasi belajar diperoleh sebagai berikut :
NO | NAMA PESERTA DIDIK | L/P | NILAI | |
Pretest | Post Tes | |||
1 | Adlyn Tartilla Kusdinar | P | 60 | 100 |
2 | Andi Faqih Julian Ramadhan | L | 80 | 100 |
3 | Aqilah Rajwa Nailal Husna | P | 60 | 100 |
4 | Asyya Layaliaul Ulya | P | 60 | 80 |
5 | Fairel Al Firdaus | L | 60 | 100 |
6 | Fauziah Adzimah | P | 60 | 100 |
7 | Gaisya Atharizz Leonel Arkha | L | 60 | 100 |
8 | Hafiza Almaira Helmi | P | 40 | 80 |
9 | Ibrahim Dzul Jabbar Nugraha | L | 60 | 100 |
10 | Ken Daariy Syakir | L | 60 | 100 |
11 | Keynara Putri Ramadhani | P | 80 | 100 |
12 | Khairunnisa Ripda Fazria Salsabila | P | 60 | 100 |
13 | Lungguh Bagja Raspati | L | 40 | 80 |
14 | Muhammad Arkan Alfarizi | L | 60 | 100 |
15 | Muhammad Arsyad Al Malik | L | 60 | 80 |
16 | Muhammad Khoirul Azzam | L | 80 | 100 |
17 | Muhammad Robi Abdul Wafi Ahlami | L | 60 | 80 |
18 | Nanda Najmu Tsaqib | L | 60 | 100 |
19 | Nathan Hizkia Rianzah | L | 40 | 100 |
20 | Naufal Arkan Herdiana Putra | L | 60 | 100 |
21 | Rafandra Aqlan Lazuardi | L | 60 | 100 |
22 | Raqilla Syauqi Budiman | L | 40 | 80 |
23 | Shaqila Syafa Keyzhanie | P | 60 | 100 |
24 | Shinta Khairunnisa | P | 80 | 100 |
Jumlah | 1440 | 2280 | ||
Nilai Rata-rata | 60 | 95 |
Berdasarkan tabel di atas terdapat peningkatan yang signifikan semula nilai rata-rata pretest 24 peserta didik diperoleh nilai 60. Data nilai ini didapatkan sebelum diberikan perlakuan pembelajaran menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning). Adapun peserta didik setelah mengikuti pembelajaran menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) mendapatkan nilai rata-rata 95. Maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) memberikan dampak terhadap pencapaian hasil belajar yang sangat optimal.
D. Kendala yang dihadapi dan Cara Mengatasi
- Kendala yang dihadapi;
Ada beberapa kendala yang dihadapi yaitu ketika menyiapkan media/alat pembelajaran seperti menyiapkan infocus, kabel dll serta pada kegiatan diskusi ditemukan ada beberapa peserta didik yang sedikit pasif.
- Cara mengatasi kendala yang muncul;
Cara mengatasi kendala yang muncul saya lakukan dengan menyiapkan media/alat saya libatkan peserta didik untuk membantu membawa infocus, kabel dan lain-lain serta cara saya mengatasi kendala dalam diskusi saya berikan bimbingan kelompok terutama memotivasi agar semua peserta didik dapat aktif dalam proses pembelajaran.
E. Pembahasan
Rancangan dan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) yang saya kembangkan telah diimplementasikan kepada peserta didik kelas IV di MI Andalan Cijantung Kabupaten Ciamis sebanyak 24 peserta didik. Pembelajaran terlaksana sesuai sintaks/urutan perencanaan pembelajaran dan mendapatkan hasil yang signifikan dalam memberikan pembelajaran yang inovatif yaitu hasil prestasi peserta didik diperoleh nilai rata-rata 95. Keberhasilan ini senapas dengan hasil penelitian pada jurnal-jurnal yang menjadi pendorong untuk melakukan pengembangan pembelajaran menggunakan pembelajaran berbasis masalah (problem based learning). Keberhasilan ini tetap masih ada kendala dalam menyiapkan media/alat pembelajaran seperti menyiapkan infocus, kabel dll serta pada kegiatan diskusi ditemukan ada beberapa peserta didik yang sedikit pasif, namun hal ini dapat teratasi dengan libatkan peserta didik untuk membantu membawa infocus, kabel dan lain-lain serta cara saya mengatasi kendala dalam diskusi saya berikan bimbingan kelompok terutama memotivasi agar semua peserta didik dapat aktif dalam proses pembelajaran.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Pembelajaran berbasis masalah ialah model pembelajaran yang melibatkan peserta didik sebagai pembelajar aktif, membantu peserta didik menjadi lebih kreatif, kritis, dan berkolaborasi. Model pembelajaran ini telah saya terapkan pada 24 peserta didik di kelas IV di MI Andalan Cijantung Kabupaten Ciamis. Pembelajaran dilakukan sesuai sintaks atau urutan perencanaan pembelajaran dan menghasilkan hasil yang signifikan dalam memberikan pembelajaran inovatif, dengan nilai rata-rata 95. Prestasi yang optimal ini dapat dibandingkan dengan perolehan nilai rata-rata sebelum diberikan perlakuan pembelajaran menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) yaitu 65. Maka keberhasilan pembelajaran menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) senapas dengan artikel-artikel jurnal penelitan terdahulu yaitu dapat meningkatkan efektifitas pembelajaran dan perolehan prestasi belajar yang optimal.
B. Saran
- Penyiapan sarana dan prasarana dapat lebih siap, seperti kelas yang dilengkapi dengan infokus lengkap dengan kabelnya yang sudah terimpan utuh dikelas sehingga tidak perlu untuk dipasangkan mendadak dan atau dipindahkan ke kelas yang lain.
- Peserta didik diharapkan melakukan persiapan belajar yang lebih baik terutama dalam sarapan pagi karena akan membantu dalam menyiapkan diri mengikuti pembelajaran terutama untuk meningkatkan konsentrasi dan daya tahan tubuh peserta didik.
REFERENSI
Dasna, I.W., et al. (2022). Desain dan Model Pembelajaran Inovatif dan Interaktif. Tangerang Selatan : Universitas Terbuka
Suciati, et al. (2022). Difusi Inovasi Pendidikan. Tangerang Selatan : Universitas Terbuka
Masliah, L., & Nirmala,S.D. (2023). Model Pembelajaran Problem Based Learning ( PBL ) terhadap KemampuanLiterasi dan Numerasi Peserta Didik di Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu Vol 7No1Tahun 2023p-ISSN 2580-3735 e-ISSN 2580-1147 https://doi.org/10.31004/basicedu.v7i1.4106
Ambarwati, D., & Kurniasih, M. D. (2021). Pengaruh Problem Based Learning Berbantuan Media Youtube Terhadap Kemampuan Literasi Numerasi Peserta didik. Jurnal Cendekia : Jurnal Pendidikan Matematika, 5(3), 2857–2868. Https://Doi.Org/10.31004/Cendekia.V5i3.829
Artikel 1;
Ichsan, et al. (2022). Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning Berbaisis TPACK Terhadap Ketrampilan Literasi Sains Dalam Pembelajaran IPA Peserta didik Tingkat SD Sampai SMA: Sebuah Meta-Analisis. Jurnal Pendidikan dan KonselingVolume 4 Nomor 5 Tahun 2022E-ISSN: 2685-936XdanP-ISSN: 2685-9351Universitas Pahlawan TuankuTambusai.http://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/jpdk/article/download/6931/5227
Artikel 2;
Handayani, R. H., & Muhammadi. (2020). Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Peserta didik Dalam Pembelajaran Tematik Terpadu Di Kelas V SD. e-Jurnal Inovasi Pembelajaran SD. Volume 8, Nomor 5, 2020 Available on: http://ejournal.unp.ac.id/students/index.php/pgsd
Artikel 3;
Ariani, R. F. (2020). Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learningterhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta didik Sdpada Muatan IPA. Jurnal Imiah Pendidikan dan Pembelajaranp-ISSN : 1858-4543 e-ISSN : 2615-6091 https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JIPP/article/download/28165/15957
Artikel 4;
Masduriah, H. (2022). Pengaruh penggunaan model pembelajaran PBL terhadap keterampilan HOTS peserta didik SD. Prosiding Konferensi Ilmiah Dasar Volume 2, 2020 ISSN: 2621-8097 (Online) The article is published with Open Access at: http://prosiding.unipma.ac.id/index.php/KID
Artikel 5;
Setiawan, T., et al. (2022). Analisis Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learningdan Problem Based Learningpada Peserta Didik Sekolah Dasar. JURNAL BASICEDU Volume 6Nomor 6Tahun 2022Halaman 9736-9744 Research & LearninginElementary Education https://jbasic.org/index.php/basicedu/article/download/4161/2044
Artikel 6;
Novianti, A., et al. (2020). Pengaruh Penerapan Model Problem Based Learning (Pbl) Terhadap Aktivitas Dan Hasil Belajar Peserta didik Pada Pembelajaran Tematik Terpadu Di Kelas V Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu Volume 4 Nomor 1 Tahun 2020 Halaman 194 -202. JURNAL BASICEDU. Research & Learningin Elementary Education. https://jbasic.org/index.php/basicedu/article/download/323/257