Oleh: Deni Supriadi, S.S, M.A. Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Arab (PBA) PROBLEMATIKA AT-TA’RIB DALAM BAHASA ARAB FUSHAH (Analisis Linguistik dalam Al-Qur’an) ABSTRACT Arabic is heavily influenced by other languages. The development of science and technology in the West is one of the causes of adapting the Arabic language to new terms contained in the language that carries these new scientific findings. As a result, several Arabic language institutions had to carry out translations, form new terms, absorb them, and then adapt them to Arabic language rules, so that the term at-ta’rib or Arabization was born which had an impact on the emergence of several new model dictionaries in Arabic. In order for Arabic to be able to survive in the era of language competition, and to be able to accommodate new words resulting from advances in science and technology, one of the methods adopted is Arabization. However, what is more of a problem is whether the Al- Qur’an was revealed to Muhammad Rasulullah Salallahu Alaihi Wa Salam. with the Fushah Arabic language which was popular in the Hijaz region at that time, whether or not it used foreign words and what were the views of the ulama regarding at-tarib in the Al-Qur’an. Keywords: Arabic, At-ta’rib, Ulama views and the Al-Qur’an ABSTRAK Bahasa Arab banyak dipengaruhi oleh bahasa-bahasa lain. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Barat menjadi salah satu penyebab penyesuaian bahasa Arab dengan istilah-istilah baru yang dikandung oleh bahasa yang membawa temuan ilmiah baru tersebut. Akibatnya, beberapa lembaga bahasa Arab harus melakukan penerjemahan, membentuk istilah baru, menyerap, kemudian menyesuaikannya dengan kaidah-kaidah bahasa Arab, sehingga lahirlah istilah at-ta‘rib atau arabisasi yang berdampak pada munculnya beberapa kamus model baru dalam bahasa Arab. Agar bahasa Arab mampu bertahan di era persaingan bahasa, dan agar mampu mengakomodir kata-kata baru yang diakibatkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka salah satu metode yang ditempuh, adalah Arabisasi. Namun, yang lebih menjadi persoalan adalah apakah al-Qur’an yang diwahyukan kepada Muhammad Rasulullah Salallahu Alaihi Wa Salam. dengan bahasa Arab Fushah yang popular di kawasan Hijaz pada waktu itu memakai kata-kata asing juga atau tidak dan bagaimanakah pandangan para ulama mengenai at-tarib dalam al-Quran. Kata Kunci: Bahasa Arab, At-ta’rib, Pandangan Ulama dan Al-Qur’an A. PENDAHULUAN Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa utama dunia. Bahasa Arab diakui sebagai bahasa internasional dan sebagai salah satu bahasa terbesar di dunia. Sebagaimana fungsi bahasa yang utama adalah sebagai alat komunikasi, maka demikian pula yang terjadi dengan bahasa Arab. Bahasa ini dipergunakan oleh bangsa Arab dalam berbagai interaksi. Masyarakat dapat melahirkan bahasa untuk berkomunikasi sehingga menghasilkan bahasa yang beraneka ragam sesuai dengan taraf masyarakat di mana bahasa itu lahir.[1] Dengan demikian, bahasa juga dianggap sebagai makhluk hidup yang dilahirkan, hidup, berketurunan, mati, serta bersentuhan dan bersinggungan dengan bahasa-bahasa lain.[2] Secara tidak langsung, keadaan bahasa Arab di atas mengindikasikan bahwa bahasa, di manapun berada, juga turut berkembang seiring berkembangnya pengguna bahasa itu sendiri. Sebagaimana dinyatakan oleh Ali Abdul Wahid Wafi bahwa perkembangan sebuah bahasa dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya adanya pengaruh bahasa lain serta faktor sosial-geografis, seperti budaya, adat-istiadat dan keyakinan masyarakat.[3] Demikian pula yang terjadi dengan bahasa Arab saat berfungsi sebagai alat komunikasi dalam bidang agama, ilmu pengetahuan, politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Kemudian bahasa Arab menjadi bahasa resmi (bahasa Arab Fushah[4]) dalam berbagai organisasi yang berkaitan dengan negara-negara Islam dan Arab, seperti Rābitah al-`Ālam al-Islāmy, Organisasi Konferensi Islam (OKI), Liga Arab dan lain-lain[5]. Pada perkembangan selanjutnya, bahasa Arab banyak dipengaruhi oleh bahasa-bahasa lain. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Barat menjadi salah satu penyebab penyesuaian bahasa Arab dengan istilah-istilah baru yang dikandung oleh bahasa yang membawa temuan ilmiah baru tersebut. Akibatnya, beberapa lembaga[6] bahasa Arab harus melakukan penerjemahan, membentuk istilah baru, menyerap, kemudian menyesuaikannya dengan kaidah-kaidah bahasa Arab, sehingga lahirlah istilah at-ta‘rib atau arabisasi yang berdampak pada munculnya beberapa kamus model baru dalam bahasa Arab.[7] Munculnya istilah at-ta’rib secara implisit dimulai sejak zaman jahiliyah atau sebelum turunnya al-Qur’an, bahasa Arab telah mengalami at-ta’rib. Hal tersebut dapat dilihat dalam bahasa syair-syair jahiliah. Setelah Islam datang proses at-ta‘rīb ini terus berkembang sehingga kosa kata bahasa Asing tersebut tidak hanya dijumpai dalam bahasa para penyair tetapi dipakai pula oleh para pemimpin, dipakai di rumah dan di pasar bahkan dalam al-Qur’an dan al-Hadits jika ditelusuri lebih jauh terdapat kosa kata yang berasal dari bahasa Asing.[8] Bahasa Arab lebih banyak lagi menyerap kosa kata dan istilah kontemporer dari dunia Barat yang memang belum ada padanannya dalam bahasa Arab atau dianggap lebih simpel dan lebih praktis. Selain itu, dari sekian banyak ulama klasik yang membahas kata dan istilah dalam bahasa Arab yang memiliki akar kata dari bahasa asing, terlihat tidak ada kesepakatan di antara mereka atas definisi ataupun batasan-batasan apa yang kemudian dikenal dengan istilah at-ta’rib. Ibnu Abbas, sebagai orang yang pertama kali mengkajinya, mengakui bahwa di dalam al-Qur’an pun terdapat at-ta’rib. Hal ini, berlawanan dengan Abu Ubaidah yang menyatakan bahwa al-Qur’an tidak mungkin mengandung kata atau istilah di luar bahasa Arab. Penelitian tentang Atta’rib ini sudah banyak dilakukan oleh para penulis diantarannya : Hamidah, Marsiah yang berjudul Pembelajaran Maharol Al-Istima’ dengan Memanfaatkan Media You Tube : Prolematika dan Solusi. Jurnal Ilmiah Program Studi Pendidikan Bahasa Arab IAIN Palangka Raya Vol. 8, No. 2, December 2020, 147-160, Syamsul Hadi yang berjudul Ketentuan Baru dalam Ta’rib: Pembahasan Seputar Perkembangan Mutakhir dalam Bahasa Arab., Jurnal Ilmiah HUMANIORA UGM Volem 14 No.1 (2022) dan Ahmad Tohe, Bahasa Arab Fushah dan Amiyah Serta Problematikanya., Jurnal Ilmiah : Bahasa dan Seni Tahun 33, Nomor 2, Agustus 2005. Pada penelitian ini penulis membuat rumusan masalah tentang bagaimanakah para ulama klasik dan kontemporer dalam menyikapi problem at-ta’rib ini dan apakah di dalam Al-Qur’an itu ada at-ta’rib?. Adapun penelitian ini bertujuan untuk dapat menghasilkan ketentuan-ketentuan di dalam menentukan dan menjadikan bahasa Asing dalam serapan bahasa Arab fushah dan melihat Bagaimana pandangan para Ulama di dalam menyikapi at-ta’rib dalam Al-Qur’an. B. Metode penelitian Maetode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Adapun tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian dengan studi literer/kajian Pustaka yang difokuskan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian. Adapun permasalahan-permasalah yang diamati adalah