Oleh: Mugni Muhit, S.Ag., M.Ag.
(Dosen STAI Al-Ma’arif Ciamis)
MUQADDIMAH
Implementasi pendidikan Islam masa lalu dan masa kini semakin menunjukan perbedaan yang siginifikan. Mulai dari perbedaan konten, metode, alat, dan media, serta sistem assesment dan aksesibilitasnya.
Pertama; dewasa ini secara content analitik, pendidikan Islam harus senantiasa adaptable dan singkron dengan perkembangan teknologi. Pencapaian esensi pendidikan hampir cenderung tertuju pada target ketangkasan media teknologi. Kedua; penggunaan metode harus selaras dengan tipikal, minat dan bakat peserta didik. Karenanya guru dan dosen sejatinya memiliki banyak metode dan strategi dalam aktivitas transformasi keilmuan, keislaman, dan keindonesiaan. Ketiga; transformasi ilmu pengetahuan dan keterampilan mesti menggunakan alat dan media yang relevan dengan tuntutan zaman dan tuntunan regulasi mutakhir. Dimana alat dan media pendukung pendidikan dan pembelajaran senantiasa berbasis IT dan digitalisasi. Keempat; sistem evaluasi dan penilaian, serta kemampuan aksesibilitynya pun mengarah kepada keterlibatan teknologi hingga 100%. Jika tidak, maka pesan dan tujuan pendidkan dan pembelajaran diyakini tidak akan optimal.
Arah baru pendidikan Islam di era digital dan outcome yang hendak dicapai dari pendidikan Islam tersebut, sebaiknya dilakukan selaras dengan visibility nasional dan global secara integral. Dengan munculnya digitalisasi, para pelajar pada umumnya sebagai digital native, sejak lahir langsung mengenal teknologi sahingga sangat mudah bagi mereka untuk menggunakannya. Lain halnya dengan orang dewasa yang mayoritas menempati posisi sebagai digital migrant.
Untuk capaian itulah, maka perlu ada model dan formulasi pendidikan Islam yang dirancang dan dikendalikan sesuai dengan pola dan gaya hidup peserta didik yang milineal ini. Kajian ini adalah sintesa pemikiran dengan pendekatan library research untuk mengeksplorasi pemikiran dan temuan terdahulu guna merumuskan pemikiran baru sebagai respon terhadap tantangan dan peluang di era industri teknologi. Tiga peran sekaligus pilar penting untuk direalisasikan dalam aktivitas pendidikan Islam, yaitu (1) digitaliasasi materi yang diajarkan, (2) penguatan aksesibillity institusional kelembagaan, (3) peningkatan mutu dan kualitas tenaga pendidik dan kependidikan, serta mengokohkan kafasitas dan kafabilitas iman dan taqwa generasi muslim secara masive, melalui produktivitae dan sustainability berbais paradigma inklusivitas.
ADAPTASI TEKNOLOGI
Era digital adalah kondisi dimana setiap orang dapat mengakses berbagai infomasi dalam jaringan internet. Banyak informasi di era ini tersaji dengan bebas di dunia maya yang mudah untuk diakses tanpa batas ruang dan waktu. Kondisi ini seolah dunia menjadi tidak ada jurang pemisah setalah berkembangnya sistem digitalisasi. Setiap orang terutama yang lahir sebagai digital native memiliki kecenderungan untuk mencari informasi melalui internet. Mereka lebih suka memanfaatkan fitur-fitur smartphone atau perangkat teknologi lain untuk beaktivitas di dunia maya, baik untuk mencari hiburan atau untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan, termasuk musik dan dan film dapat dinikmati secara langsung atau diunduh terlebih dahulu dengan gratis atau berbayar dengan tarif yang relative murah.
Kebutuhan akan keilmuan dan akses informasi, seseorang bisa medapatkan artikel dengan bebas tanpa persyaratan apapun. Fakta ini di satu sisi adalah hal yang mengembirakan yang menandakan perubahan dunia ke arah yang lebih modern. Dunia digital memanjakan akselerasi pemenuhan kebutuhan dan keinginan dalam menyelesaikan berbagai persoalan hidup serta dalam memenuhi berbagai kebutuhan manusia. Dengan basis digital inilah, setiap personal dapat mengurangi Interdevendensinya terhadap orang lain.
Digitalisasi dalam berbagai elemen kehidupan ini memudahkan siapapun untuk mencari informasi dan ilmu pengetahuan dengan cepat tanpa harus pergi ke luar rumah. Hanya dengan modal jaringan internet dan perangkat hardwere dalam berbagai tipe, seluruh umat manusia dapat mewujudkan keinginannya dalam waktu yang relative singkat. Masyarakat sangat terbentuk dan termudahkan dalam berbagai hal dengan ditemukanya dunia digital.
Di sisi lain, teknologi yang dikembangkan oleh ilmuan sebagai basis utama dalam pengoprasian sistem digital mengawal setiap orang fokus pada karakter dirinya sendiri. Mereka larut dalam suasana menikmati berbagai fasilitas yang tersedia di dunia digital. Pemanfaatan sistem digital yang berlebihan menyebabkan masyarakan menjadi individualis. Mereka sibuk dengan hand phone canggihnya dan mengabaikan terhadap keadaan lingkungan di sekitarnya.
Pendidikan Islam terutama di era digital ini dimaksudkan untuk membentuk generasi muslim yang menguasai ilmu dan keterampilan serta akhlak mulia agar mampu melangsungkan hidup yang baik, aman, sejahatera dan harmonis. Formulasi pendidikan Islam dirancang untuk melatih, dan membina setiap individu muslim agar cakap dalam keimuan islam dan pengamalannya dalam setiap hari dan cakap dalam ilmu praktis berbasis terapan untuk mengelola sumber daya alam sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
DIGITALISASI MATERI PELAJARAN
Pembelajaran di era digital jika tanpa memanfaatkan teknologi digital, akan ketinggalan langkah. Penyajian materi pembelajaran dan transformasi ilmu pengetahuan dapat dibatua maksimal oleh teknologi. Untuk itu perlu penguatan kemapuan daya kreatifitas dan inovasi pembelajaran berbasis IT. Guru mesti disadarkan, diajarkan dan dilatih terlebih dahulu hingga melek teknologi dan bersahabat serta tangkas mengendalikan media sosial dan aplikasi teknologi untuk kepentingan pembelajaran.
PENGUATAN AKSESIBILITAS INSTITUSIONAL KELEMBAGAAN
Salah satu komponen penting lembaga pendidikan adalah ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai. Internet dan aplikasi yang mendukung sistem informasi institusi menjadi hal yang mendasar dalam percepatan kinerja. Kebijakan penguatan daya akses adalah niscaya, agar lembaga pendidikan tetap eksis dan berperan aktif mencerdaskan kehidupan bangsa melalui berbagai media. Manajeman media sosial agar terarah dan mendidik masyarakat juga perlu perhatian khusus para pemangku kepentingan.
PENINGKATAN MUTU SDM
Ketangkasan sumber daya manusia, hingga menjadi manusia sumber daya, perlu terus ditingkatkan. Penting juga untuk menyediakan secara khusus anggaran peningkatan dan penguatan sumber daya yang menguasai teknologi secara komprehensip. Seluruh tendik secara berkala dan konsisten dilatih agar kefasitas teknonya semakin maju.
MERAWAT PARADIGMA INKLUSIVISME
Inklusivisme adalah paham dan pandangan yang terbuka, moderat dan bersahabat dengan segmentasi dan kondisi apapun. Sikap inklusiv ini perlu dipupuk dan dikembangkan hingga menjadi mindset para guru dan murid, dosen dan mahasiswa, serta para penyelenggara pendidikan. Dalam islam dikenal paradigma rahmatan lil ‘alamin, artinya bagaimana islam ini secara intrinsik dan ekstrinsik menyentuh seluruh sistem hidup manusia. Semua sistem harus dikawal oleh value religi. Dengan begitu tebang pilih dan pilih kasih dalam pemerataan kebaikan dan layanan sosial, ekonomi, pendidikan, bahkan politik dan budaya tidak akan terjadi.
Berkenaan dengan inklusivitas, para ulama salaf pun turut andil memberikan kontribusinya pembangunan mindset pisitif, yaitu konsep المحافضة على قديم الصالح والأخذ على جديد الأصلح. Melestarikan budaya dan tradisi lama yang baik serta sikap moderat dan terbuka untuk hal-hal yang positif, konstruktif dan lebih baik.
MENEGUHKAN KOMITMEN IMAN DAN TAQWA
Tuhan menegaskan dalam al-Quran bahwa kemuliaan dan kehormatan manusia tidaklah ditentukan oleh kafasitas kekayaan, luasnya wawasan, dan ilmu pengetahuan serta ketangkasan hidup temasuk kemampuan teknologi, tetapi manusia bernilai dan memiliki kedudukan yang tinggi itu ditentukan oleh kafasitas dan implementasi nilai iman dan taqwanya. Tidak ada artinya sama sekali kecerdasan dan skill setinggi apapun jika tidak dipandu dan dikawal iman dan diwarnak ketaqwaan. Iman dan taqwa adalah cahaya penerang, penyejuk dan menunjukan secara konsisten ke jalan yang baik, benar dan indah. Integritas moral, etika, dan estetika dalam karya dan inovasi serta kineja duniawi sangatlah penting.
REKOMENDASI
1. Perguruan tinggi islam dalam tupoksinya sebagai pengawal, penggerak dan pengembang pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakar, sejatinya konsisten, dan komitmen untuk selalu di garda paling depan dalam proses pencerdasan dan pembangunan akhlak mulia
2. Teknologi di era disrupsi yang serba digital ini, sebaiknya dimanfaatkan untuk menopang dan mendukung pencapaian optimal pendidikan.
3. Sikap moderat, terbuka, dan inklusive tanpa berbatas ruang dan waktu harus terus dikembangkan dalam segala amal duniawi bahkan untuk kepentingan kebaikan ukhrawi.
SIMPULAN
Pendidikan Islam di era digital dalam koridor dan paradigma yang inklusive, sejatinya ditransformasi dalam model digital supaya terkoneksi kepada kecenderungan peserta didik yang senantiasa menggunakan perangkat lunak seperti smartphone. Kebiasaan generasi milennial menggunakan alat teknologi digital merupakan watak dominan
generasi era digital yang mesti disikapi oleh sistem pendidikan dengan menyediakan materi pendidikan agar pendidikan semakin aksesable.
Di samping itu, pendidikam Islam yang dilaksanakan harus menjadi kegiatan yang
menjembati perserta didik memiliki loyalitas dan keberpihakan kepada Nilai islam, serta komitmen yang kuat terhadap ajaran islam tersebut.
Editor: Sakinah F.